Tapi ia
amat tangguh bagi lawannya, seorang kawannya teriak, “goll tendangan kaki
kanannya melesat, menikung masuk ke gawang. Hmm, Aku teringat saat aku seusia
anak itu sama-sama hebat mencetak gol.
Kini
lapangan bola Pekkabata kembali menjadi titik kumpul pemuda-pemudi. Kabar
bahagia dari kawan katanya tahun ini Pekkabata akan menjadi tuan rumah acara
perayaan kemerdekaan 17-an di kecamatan duampanua kabupaten Pinrang jadi lapangannya
dapat kucuran dana perbaikan dari pemerintah setempat.
Masih
hangat dalam ingatan ku sebuah narasi cinta yang aku buat di beranda Facebook
ku, (klik disini) sebuah curahan hati melihat lapangan tampak
seperti kebun yang di tinggal pemiliknya dan saat musim hujan terlihat mirip
kolam ikan karena genangan air.
*****
Dulu, kelurahan Pekkabata merupakan pusat niaga wilayah teritorial Arung Paria, (swapraja Paria), sekarang desa Paria. Ejaannya bukan Pekkabata
tapi “Pakka Bata Paria” atau jalan
bercabang menuju Paria. Disebut Pakka
Bata karena merupakan percabangan jalan utama menuju ke desa Paria.
Jadi Pekkabata berasal dari kata "Pakka Bata, dalam bahasa indonesia yaitu "Jalan yang bercabang. Tepatnya percabangan jalan menuju ke Paria. Itulah kenapa diejakan bersama Pakka Bata Paria.
Aku pernah
mendengar seorang teman ku yang berasal dari Paria saat masih duduk di bangku SLTPN 1 Pekkabata,
“Katanya nenek moyangnyalah yang pertama kali membuka kampung di Pekkabata.
Pekkabata
menjadi pusat kota, karena mudah di akses. Letaknya pas sebelah jalan bagian
timur trans Provinsi Sulawesi. Penduduknya mayoritas transmigran dari Sidenreng
Rappang bahkan ada dari Jawa hingga di kampung ku ada kampung berasal dari nama
Jawa yakni Taman Sari dan Sidomulyo. Uniknya lagi sebalah barat bermukim etnik
berbeda orang di kampung ku bilang Pattinjo
sedangkan di Pekkabata adalah suku Bugis.
Bisa jadi
ada pengaruh dialek-bahasa transmigran sehingga ejaan “Pakka Bata Paria” berubah menjadi Pekkabata Paria. Hingga sekarang di sebut
Pekkabata atau mungkin saja untuk lebih memudahkan penyebutannya. Entahlah, aku
belum punya banyak informasi tentang itu.
Ada juga
sebagian orang tua di kampung ku mengatakan, sebelum mejadi kelurahan,
Pekkabata di pimpin oleh Arung Paria. Cuman
pusat keramaiannya di Pekkabata. Itulah yang menjadi cikal bakal sehingga
dibuat pasar Pekkabata sebagai pusat perdangangan masyarakat.
![]() |
Pasar Pekkabata Foto by Haris |
Saat ini
Pekkabata adalah ibu kota kecamatan duampanua kabupaten Pinrang. Awalnya setiap
camat-lurah yang memimpin di Duampanua merupakan keluarga bangsawan yang digilir dari
tiap-tiap kecamatan di Pinrang, ada dari pihak keluarga Arung Paria dan bangsawan lain.
Penetapannya
dari penunjukan lansung Bupati. Begitu tutur yang pernah aku dengar dari tokoh
masyarakat. Jadi pemimpin dari Bupati hingga Kecamatan-Kelurahan mempunyai
irisan darah. Tapi sekarang sudah berubah mengikuti sistem pemerintahan dan
perpolitikan zaman kekinian.
Aku pernah
mendengar cerita seorang pria paruh baya saat kami sedang duduk santai sambil
minum kopi. “Bagian selatan Pekkabata, yakni Cacabala, Kaliang, Batu-batu, dan Patommo
adalah warga pendatang yang meminta tempat tinggal dan penghidupan kepada Arung (pemimpin) "tutur pria itu sambil menikmati kopi dihadapannya.
Kemudian mereka memberikan nama tempat tinggalnya sesuai dengan asal mereka seperti Batu-batu, adalah orang yang berasal dari kampung Batu-batu Kab. Soppeng. Tapi sekarang Kaliang, Batu-batu, dan Patommo sudah berpisah secara administrasi dari kelurahan Pekkabata, menjadi desa Kaliang.
Kemudian mereka memberikan nama tempat tinggalnya sesuai dengan asal mereka seperti Batu-batu, adalah orang yang berasal dari kampung Batu-batu Kab. Soppeng. Tapi sekarang Kaliang, Batu-batu, dan Patommo sudah berpisah secara administrasi dari kelurahan Pekkabata, menjadi desa Kaliang.
****
Secara
georafis kelurahan Pekkabata berada pada ketinggian 2,21 mdpl dengan curah
hujan rata-rata 68,55 serta suhu rata-rata 23®C. Luas kurang lebih 168.000
hektar. Jumlah penduduk sebanyak 6.549 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak
2.996 dan perempuan sebanyak 3.553 jiwa, serta kepala keluarga sebanyak 1.233
KK.
Jarak
Pekkabata dari ibu kota Kabupaten sekitar 22 km biasanya di tempuh dengan waktu
30 menit. Adapun batas wilayah sebagai berikut.
- Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kelurahan Lampa
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Katomporang
- Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Tatae
Pekkabata
merupakan salah satu daerah potensi pertanian padi yang sangat baik, sebagian
besar sawah berada wilayah selatan kelurahan. Sedangkan di bagian utara
tepatnya di pasar Pekkabata kebanyakan pedagang.
Institusi
pelaksana administrasi terbagi majadi dua lingkungan yaitu lingkungan Pekkabata
dengan 4 kepala RK, dan Lingkungan Cacabala dengan 4 kepala RK pula. Mereka
secara lansung membantu pagawai kelurahan untuk menata administrasi warga
kelurahan Pekkabata.
Sarana dan
Prasarana Kelurahan Pekkabata
- TK / Play Grup = 4
- Sekolah Dasar (SD) = 5
- SLTP = 3
- Pasar = 1
- Masjid =
- Lapangan Sepak Bola =
- Luas Sawah irigasi sekitar 39,97 Ha
Aku sadar
tulisan ini jauh dari kesempurnaan mohon kritikan dan masukan pembaca. Isi
tulisan murni dari pengalaman penulis sebagai warga Kelurahan Pekkabata.
Semoga bermanfaat, Hormat ku
Kamis 19 Juli 2018